Kamis, 07 Juli 2011

TELEVISI BISA MELUKAI DAN MERUSAK PERADABAN KITA


   Komunikasi tanpa batas mengakibatkan pergeseran moral. Banyak tayangan televisi saat ini telah kehilangan fungsi. Televisi seharusnya memberikan hiburan untuk membangun akhlak, akan tetapi justru melukai pemirsa baik anak-anak maupun dewasa. Seharusnya acara televisi dibuat dan dirancang sebagai pendukung moral, namun pada kenyataannya tidak demikian. Televisi menjadi pusat komersial nomor satu. Acara-acara dikemas untuk dijual ke publik. Kemasan acara-acara menjadi persoalan selera bagi beberapa produser atau pihak stasiun televise. Bagi mereka hal yang paling penting adalah rating acara tetap tinggi sehingga membuat acara semenarik mungkin untuk menggoda emosi dan selera pemirsa. Banyak acara-acara yang berkualitas namun karena tidak memiliki nilai jual yang tinggi, pihak stasiun televisi enggan untuk membeli. Hal ini sangat disayangkan. Program acara yang ditayangkan banyak melukai moral, martabat dan juga fisik manusia. Banyak acara televisi yang sama sekali tidak menghargai kehidupan bermasyarakat.
   Selain itu, banyak juga acara televisi yang tidak lagi mengejar impian dan nilai-nilai moral tetapi sebaliknya menyerap nilai-nilai yang menyimpang dari masyarakat yang sakit. Mengajarkan orang bagaimana berbuat licik, jahat, membunuh, dan seni berbohong. Tayangan-tayangan yang berbau kekerasan, seksual, banyak memengaruhi jalan pikiran pemirsa. Akibatnya, mereka menganggap hal-hal tersebut sebagai sesuatu yang normal untuk dilakukan. Sangat disayangkan bila tayangan yang berbau vulgar ditayangkan di televisi. Semua tayangan yang berbau kekerasan, setan, hantu, tidak satupun yang mendidik orang untuk lebih baik. Hal lain yang sangat menyedihkan adalah banyak tayangan-tayangan film ataupun sinetron dalam televisi menggunakan kata-kata makian, hujatan, kebencian, kata-kata yang mengarah pada seks, namun sangat jarang sekali menayangkan resiko dari suatu tanggung jawab akan hal-hal yang terjadi.
   Adegan-adegan kekerasan, kebencian, dan kejahatan, orangtua dan anak bekerja sama melakukan kejahatan demi uang, anak-anak melawan dan memaki orangtua, murid-murid melawan guru yang akibatnya guru seperti tidak memiliki harga lagi di masyarakat, dan kejahatan moral lainnya juga sangat mudah didapatkan dalam tayangan-tayangan televisi seperti sinetron, telenovela, dan lain-lain. Memang pengaruh-pengaruh ­negative dari tayangan-tayangan tersebut akan langsung terlihat. Begitu seseorang menonton sebuah adegan pembunuhan sadis dia tidak akan pergi ke luar dan melakukan pembunuhan sadis. Tetapi akan terlihat kelak di mana apabila semakin banyak seseorang itu menonton acara-acara kekerasan, maka akan semakin besar kemungkinan bagi dia untuk berpikir bahwa hal semacam itu normal-normal saja dan boleh untuk dipraktekkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar