Oleh: Frederikus Prima Dikiman
Siapa yang tidak kenal dengan hewan yang satu ini. Singa. Singa sang raja rimba. Pemakan daging (karnivora). Pada saat lapar, singa dengan buas memangsa hewan yang lewat di depannya. Ia melahap dengan rakus. Tapi ada satu sisi lain dari singa, yaitu ketika ia sudah kenyang, ia tidak memangsa atau memburu mangsa lagi.
Apakah manusia memiliki sifat seperti singa? Jawabannya, ada yang iya dan ada yang tidak. Yang tidak adalah seorang yang serakah.
Ada sebuah anekdot. Apabila singa dan manusia diletakkan dalam satu kandang, manusia akan takut dengan kebuasan singa karena takut dimangsa. Tapi, apabila si-manusia itu mengetahui kalau singa itu sudah kenyang, maka manusia itu akan menjadi lebih buas, bahkan lebih dari singa.
Anekdot ini ada benarnya. Karena ada manusia yang “tidak cepat puas” dengan apa yang dia punya dan dia ingin “lebih”.
Salah satu alasan mengapa manusia diciptakan istimewa, karena manusia memiliki hawa nafsu yang diimbangi dengan akal budi. Tetapi, apabila manusia tidak bisa mengendalikan nafsunya, maka akan timbul keserakahan. Seperti korupsi, suap-menyuap, dan juga pengerusakan terhadap alam.