Kamis, 15 September 2011

MANGGARAI DALAM KISAH


   Pembahasan ini mencoba menelusuri berbagai kajian yang telah dibukukan oleh beberapa penulis tentang sejarah Manggarai Dami N. Toda yang bersumber dari beberapa teks terpercaya seperti John Hakim Song dan beberapa teman lain sebagai narasumber penulisannya. Kajian yang berlandaskan pada dokumen kerajaan Bima merupakan pembanding yang dapat dipercaya secara logis tentang sejarah Manggarai di masa lampau. Isi buku yang ditulis Toda patut kita terima dengan hati yang jernih, oleh karena isi bukunya menulis tentang kisah nyata yang terjadi sebelum penduduk Todo – Pongkor atas kerajaan Cibal. Yang perlu kita akui yakni Cibal merupakan merupakan satu kerajaan. Kerajaan Cibal dalam kisah tersebut adalah keturunan asal Makasar yang datang menduduki daerah Manggarai setelah orang-orang yang datang dari Sumba. Nampaknya, kerajaan Cibal ada sebelum pendudukan Cibal oleh Raja Todo – Pongkor dengan bantuan tentara kerajaan Bima. Untuk lebih jelas kita membaca uraian berikut ini dengan baik.

   Secara singkat tentang asal usul moyang Manggarai yang ditulis Adi M. Nggoro dalam bukunya yang berjudul Budaya Manggarai Selayang Pandang bahwa suku luar yang cukup berpengaruh di Manggarai kebanyakan berasal dari Sulawesi Selatan. Terdapat beberapa unsur kesamaan yang ditunjuk oleh Adi M. Nggoro yaitu dari sudut pandang bahasa. Istilah keraeng sesungguhnya merujuk pada sebutan bangsawan yang sama dengan yang digunakan di Makasar (Goa). Perbedaan hanya pada segi penulisan dan pelafalannya. Orang Manggarai menyebut Keraeng (Ke-ra-eng), sedangkan orang Makasar menyebutnya Karaeng (Ka-ra-eng). Selanjutnya, Adi M. Nggoro menjelaskan beberapa kata yang hampir sama antara orang Makasar dengan orang Manggarai, antara lain sebagai berikut.
Bugis
Goa/Makasar
Manggarai
Indonesia
Manuk
-
Manuk
Ayam
Lipa
Lipa
Lipa/Towe
Kain sarung
Kasiasi
Kasiasi
Kasiasi
Miskin
-
Somba opu
Somba opu
Menghormati leluhur
-
Lampa
Lampa
Jalan/melangkah
-
Karaeng
Keraeng
Bangsawan
-
Nyarang
Jarang
Kuda
Bembe
Bembe
Bembe, Mbe
Kambing
   Bukti lain yang ditunjuk Adi M. Nggoro ialah bentuk rumah orang Manggarai dengan Makasar hampir ada kemiripan yaitu rumah panggung (Mbaru ngaung). Bukti lain yang diambil dari P. Verheijen pada pekerjaan menenun yang menghasilkan kain sarung berupa songke (lipa songke, towe songke).
   Walaupun pendapat Adi M. Nggoro hanya mengfokuskan pada Makasar sebagai salah satu asal usul moyang Manggarai, sebagai orang Manggarai perlu menerima hasil penelitian beliau sebagai salah satu sumber terpercaya. Namun, perlu kita melangkah ke sumber lain yang ditulis Dami N. Toda. Dokumen-dokumen asing tertulis tentang Manggarai periode pra dan awal kontak langsung dengan tanah Manggarai hingga tahun 1900-an seperti Zollinger 1850, Veth 1855, Freijss 1860, Colfs 1880, Meerburg 1891, Morris 1891, Wichmann 1891, Houdt 1893 yang dikutib Dami N. Toda dalam bukunya yang berjudul Manggarai mencari penjelasan Historigrafi, menjelaskan asal-usul keturunan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Manggarai. Secara jelas Toda menguraikan secara terinci tentang asal usul nenek moyang suku-suku yang mendiami beberapa bagian daerah di Manggarai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar