Dalam dunia persekolahan, program ekstrakulikuler (ekskul) menjadi bagian penting dari sekolah. Bahkan, dapat menjadi cirri khas sekolah dan menjadi daya tarik untuk meraih calon siswa baru. Misalnya, SMA Negeri 1 Langke Rembong yang menyelenggarakan program ekskul drumband. SMA Negeri 1 Langke Rembong menjadi terkenal karena drum band-nya. Bagi calon siswa yang ingin mendalami keterampilan menabuh drum band maka SMA Negeri 1 Langke Rembong dapat menjadi pilihan. Tidak mengherankan jika drum band tersebut berhasil dijadikan “perangkap” untuk menarik siswa baru. Sekolah itu nyaris tak pernah kekurangan murid berkat daya tarik itu.
Pertanyaannya, sejauh mana program ekskul dapat memberi manfaat bagi siswa yang mengikutinya? Jawabannya banyak sekali. Ada kenyataan bahwa siswa yang mengikuti program ekskul dapat memperoleh “nilai plus”, yang tidak didapatkan oleh siswa yang tidak masuk ekskul apapun. Nilai plus tak hanya angka nilai mata pelajaran tertentu (yang ada hubungannya dengan ekskul itu), tetapi lebih jauh bermanfaat dari sekedar angka nilai dalam buku laporan pendidikan.
Manfaat itu tak hanya dirasakan taktala siswa menjadi pelajar, tetapi sampai seterusnya dalam kehidupan ia bermasyarakat, melewati ruang dan waktu. Anak-anak yang aktif dalam ekskul keagamaan misalnya, kemungkinan ia akan aktif dalam kegiatan keagamaan di lingkungan tempat tinggalnya.
Program ekskul dapat membentuk sikap siswa. Siswa menjadi terampil dan terbiasa dengan suatu kegiatan, sebagai buah dari keaktifannya mengikuti sebuah kegiatan ekskul. Program ekskul dapat membiasakan siswa terampil mengorganisasi, mengelola, menambah wawasan, memecahkan masalah, sesuai karakteristik ekskul yang digelutinya.
Perlu dicatat, sikap tersebut tidak didapat dari hasil belajar tatap muka di ruang kelas. Pengetahuan dan keterampilan baris-berbaris bisa didapat siswa yang ikut bergabung dalam ekskul Pasibraka (Pasukan Pengibar Bendera); kebiasaan meneliti dan mengkaji didapatkan dari ekskul KIR (Kelompok Ilmiah Remaja); keterampilan kepanduan hanya bisa didapat dari ekskul Pramuka; keterampilan menulis puisi atau cerpen didapat dari ekskul sanggar sastra.
Oleh karena itu, siswa yang tidak mengikuti satu pun program ekskul, tidak akan mendapat apa-apa selain pengetahuan dari hasil belajar dalam program intrakulikuler. Itu pun tak sepenuhnya karena konon menurut teori, hasil belajar dari kegiatan tatap muka di ruang kelas hanya 20% dari ilmu pengetahuan yang seharusnya diserap. Selebihnya harus didapatkan sendiri di luar jam pelajaran dengan cara membaca, meneliti, dan mengkaji.
Mengingat manfaatnya cukup besar, semestinya sekolah menangani program ekskul ini dengan sungguh-sungguh. Upaya penanganan dapat dilakukan secara menyeluruh, meliputi:
1. Pengadaan kegiatan ekskul dalam berbagai bidang sesuai dengan minat dan bakat siswa;
2. Penunjukkan guru pembina yang sesuai dengan kemampuan serta kesungguhannya dalam membina;
3. Penentuan materi yang jelas dari setiap bidang ekskul, dan
4. Evaluasi secara berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar