a. Membaca pada dasarnya adalah suatu kegiatan yang sangat penting untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa kemampuan membaca yang tinggi, mustahil kemampuan intelektual kita mencapai hasil yang memadai.
b. Budaya membaca sudah sangat tua umurnya. Di Yunani filsuf yang terkenal Aristoteles, Socrates, dan Plato ribuan tahun yang lalu sangat menganjurkan murid-muridnya untuk rajin membaca. Menurut mereka, dengan banyak membaca orang akan memiliki kemampuan berbicara yang sistematis dan logis dengan alur pikir yang runtut, tidak melompat-lompat apalagi ngelantur. Di zamannya kemampuan berpidato (public speaking) sangat dibutuhkan.
c. Berbagai langkah perlu ditempuh seorang pendidik atau orang tua untuk mempertahankan dan menumbuhkan minat baca anak.
Tersedia Sarana
a. Buku-buku bacaan yang memadai sesuai dengan tingkat usia anak perlu disiapkan. Sarana kepustakaan ini dapat dimanfaatkan kapan saja oleh anak tanpa harus diatur dengan aturan yang dapat membuat anak menjadi tidak leluasa. Patut diingat bahwa dalam membaca perlu suasana yang agak santai tapi serius.
b. Buku yang erat kaintannya dengan dunia anak sangat penting untuk mendapat perhatian kita. Mengapa media elektronik sering lebih disenangi oleh anak? Karena media ini mampu menampilkan tayangan yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi anak, film kartun misalnya. Dalam penyiapan buku-buku ini, usahakan menampilkan buku cerita seperti kisah-kisah sukses manusia teladan, kisa nabi dan rasul Tuhan, legenda Malin Kundang si Anak Durhaka, misalnya disamping buku-buku pelajaran.
Suasana Kondusif
a. Suasana yang nyaman, dan jauh dari kebisingan perlu diciptakan. Anak akan lebih mudah menyerap hasil bacaannya kala dia membaca dalam suasana yang nyaman. Suasana yang nyaman tidak selalu harus dalam ruangan. Di alam terbuka pun sangat cocok, seperti di taman-taman. Udara sejuk sangat menunjang tingkat kemampuan membaca anak. Ada satu pengalaman yang patut disimak: anak yang tinggal di daerah pegunungan yang berhawa sejuk, minat bacanya tinggi. Di desanya dia menjadi siswa teladan. Akan tetapi, setelah pindah ke kota, udara panas dan bising, anak tersebut menjadi pemalas, minat bacanya menurun dan tidak dapat lagi mempertahankan prestasinya. Contoh ini menggambarkan betapa perlunya suasana nyaman untuk suatu kegiatan membaca.
Membuat Laporan
b. Membuat laporan hasil bacaan agar bacaan itu tidak terlewatkan begitu saja. Hanya saja kreativitas anak jangan dipasung. Berikan keleluasaan pada anak untuk menggunakan kata-katanya sendiri dalam membuat laporan tersebut. Hal ini juga akan memancing nalar dan wawasan anak. Sepanjang tidak menyimpang dari maksud dan tujuan bacaan itu. Membaca kritis perlu ditumbuhkan. Seorang anak TK pernah bertanya pada penulis (tulisan ini saya kutib dari buku) di sela-sela dia menonton televise, Siapa yang kuat, Tuhan dengan Satria Baja Hitam. Ini sudah menonton kritis. Dalam membaca pun harus demikian. Ada studi banding, tanpa menganggap anak melakukan kesalahan fatal.
c. Melatih anak menuangkan pikirannya dalam bentuk lisan maupun tulisan mendorong anak rajin membaca. Kita pun sebagai guru, harus selalu berusaha membaca banyak buku yang relefan dengan mata pelajaran yang kita ajarkan. Kalau tidak, akan terasa betapa minimnya wawasan kita.
d. Anak yang rajin membaca akan jauh lebih baik menyampaikan pesan-pesan lewat lisan maupun tulisan. Dengan membaca, wawasan anak akan bertambah. Mereka akan terlatih mengembangkan pikiran-pikiran dan daya khayalnya. Hal itu nantinya akan berguna bagi masa depan anak. Dengan membaca, anak akan merasa betapa banyaknya fenomena alam maupun lingkungan sosial yang mereka belum ketahui. Oleh sebab itu, sarana bacaan, lingkungan yang nyaman, dan penugasan membuat laporan hasil bacaanya merupakan factor utama tumbuhnya minat baca anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar