Joseph Alois Ratzinger lahir di Marktl am Inn, Bavaria, Jerman pada tanggal 16 April 1927 dari keluarga sederhana. Ratzinger adalah putra bungsu dari tiga bersaudara. Ayahnya bernama Joseph Ratzinger (seorang komisaris polisi yang berasal dari keluarga petani dengan keadaan ekonomi lemah dan anti nazi) dan ibunya, Maria Riger (berasal dari keluarga tukang dan sebelum menikah bekerja sebagai tukang masak). Karena ayahnya sering mengkritik Nazi secara terang-terangan, keluarga mereka pun menjadi sasaran pembataian Nazi. Akhirnya, mereka terpaksa harus pindah ke Auschau am Inn, di kaki pegunungan Alpen pada bulan Desember 1932. Tahun 1937 ketika ayahnya mencapai usia pensiun (60 tahun), mereka pindah ke Hufschlag, di pinggiran kota Traunstein, sebuah kota kecil dekat perbatasan Austria, kurang lebih 30 km dari kota Salisburg, dimana Joseph Alois Ratzinger melewatkan masa remajanya.
Pada tahun 1939, Joseph yang masih belia masuk ke Seminari di Traunstein. Ketika usianya beranjak 14 tahun, Joseph terpaksa bergabung dengan kelompok Muda Hilter (Hilter Youth). Tetapi Joseph sama sekali tidak tertarik dengan kelompok itu, dan bersama dengan teman-teman Seminari lainnya, ia berusaha menghindarkan diri dari pertemuan-pertemuan Nazi. Dua tahun kemudian, tahun 1943, saat ia berumur 16 tahun, Joseph bersama seluruh teman sekelasnya di Seminari, ditugaskan wajib militer dan bergabung dengan korps anti-pesawat terbang. Meskipun begitu mereka masih diperkenankan untuk mengikuti pelajaran di Maximilians-Gymnasium di Kota Munich selama tiga hari dalam seminggu.
Bahaya maut sering mengancam keselamatannya pada hari-hari menjelang kekalahan Jerman awal Mei 1945. Mengambil kesempatan dalam kekacauanbalauan perang, Joseph kemudian meninggalkan dinas militer dan pulang kerumah dengan pilihan nyawa sebagai taruhannya, sebab bila diketahui oleh tentara Nazi ia langsung ditembak mati di tempat.
Sementara itu, musim panas 1945, pasukan sekutu akhirnya tiba di desa tempat tinggalnya dan menjadikan daerah itu pangkalan mereka. Joseph pun dikenali sebagai tentara Jerman dan karenanya ia ditangkap sebagai tawanan perang dan dipenjara di kamp interniran. Tetapi enam minggu kemudian, tanggal 19 Juni 1945, ia dibebaskan.
Tahun 1946-1951, ia studi filsafat dan teologi di Universitas Muenchen. Pada tanggal 29 Juni 1951, ia ditahbiskan menjadi imam oleh Kardinal Faulhaber dari Muenchen. Tahun 1953, ia membuat disertai berjudul “People and House of God in St. Augustine’s Doctrine of the ChurchÔ, dan disertai tentang “Habilita-tionsschirft” di Saint Bonaventure. Tahun 1957, ia memperoleh gelar Doktor teologi di Kolose Freising. Tahun 1958 diangkat menjadi profesor pada Kolose Freising. Tahun 1959-1963 menjadi profesor di Universitas Bonn. Tahun 1962 (dalam usia 35 tahun) ia mengikuti Konsili Vatikan II, dalam kapasitasnya sebagai Kepala Pakar Teologi (Penasihat) untuk Kardinal Joseph Frings dari Cologne, Jerman. Tahun 1962-1965 ia kembali mengikuti Konsili Vatikan II. Tahun 1966 mengajar Teologi Dogmatik di Universitas Tubingen. Tahun 1969 kembali ke Bavaria dan mengajar di Universitas Regensburg. Pada 24 Maret 1977 diangkat menjadi Uskup Agung Muenchen dan Freising. Tiga kemudian, 27 Juni 1977 diangkat menjadi Kardinal oleh Paus Paulus VI. Pada 25 November 1981 ia diangkat menjadi Prefek Kongregasi Ajaran Iman, serta menjadi Ketua Komisi Kitab Suci Kepausan dan Komisi Teologi Internasional. Tahun 1988 ia diangkat menjadi Wakil Dekan Kolegia Kardinal. Dan tahun 2002 menjadi Dekan Kolegia Kardinal.
Hari Jumat tanggal 8 April 2005, Kardinal Joseph Ratzinger, sebagai Dekan Kolegia Kardinal memimpin Misa Requiem untuk mendiang Paus Yohanes Paulus II di pelataran Basilika St.Petrus. Dua minggu kemudian, tepatnya hari Selasa, 19 April 2005 terpilih menjadi Paus, dan pada hari Minggu 24 April 2005 ia diinagurasi sebagai Paus yang ke-265 dengan nama:
paus benediktus xvi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar