Kamis, 10 Februari 2011

HANS CRISTIAN ANDERSEN SI ITIK BURUK RUPA

Andersen adalah tokoh besar dalam dunia sejarah sastra. Dia dilahirkan di Kota Ustenzia yang pernah dijadikan ibu kota Denmark pada tahun 1805. Ayahnya seorang tukang sepatu yang miskin.
Sejak kecil badan Andersen sangat lemah dan wajahnya pucat. Karena penampilannya yang aneh dan sifatnya yang pemalu, ia sering menjadi bahan olok-olokkan teman-temannya. Andersen berkembang menjadi sosok yang kesepian. Ia tidak mempunyai teman. Seringkali ia tenggelam dalam kayalan yang tiada batas. Ia ciptakan dongeng dalam hidupnya.
Meski sangat miskin dan kurang mendapat pendidikan, Andersen muda selalu memimpikan kelak bisa memperoleh sukses. Saat berusia 14 tahun, dengan berbekal sedikit uang, Andersen merantau ke Kopenhagen. Di Kopenhagen hidupnya sangat sengsara, hampir mirip seorang pengemis.
Puisi atau skenario yang ditulisnya sering ditolak. Kalau tidak, mendapat kritikan pedas dari para kritikus. Beberapa kali Andersen putus asa. Ia hampir melepaskan cita-citanya dan kembali ke Austenzia. Namun, ia selalu berhasil meredamnya. Akhirnya, Andersen yang miskin menjadi raja dongeng dunia.
Beberapa dongeng Andersen yang terkenal adalah Itik Buruk Rupa, Putri Duyung, Gadis Penjual Korek Api, dan Putri Salju. Sebagaian orang menyatakan dongeng Itik Buruk Rupa adalah cermin kehidupan Andersen.
Tahun 1867, setelah Raja Felix VII naik tahta, Andersen diangkat menjadi penasihat raja. Ia mendapat gelar “Penduduk Teladan”. Pada usia 70 tahun, Andersen meninggal dunia akibat penyakit kanker. Andersen dimakamkan di Asiztiens di Kopenhagen. Sepanjang hidupnya, Andersen telah menulis 156 dongeng yang kini masih bisa dinikmati anak-anak di seluruh dunia.



Sumber: Gemar Berbahasa dan Bersastra Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar