Senin, 12 Desember 2011

Hukum Allah pada Massa Kristus




 
 
4. Hukum Allah pada masa Kristus


1. Apakah Kristus datang untuk menghapuskan sebagian dari hukumNya?
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 
Catatan: Hukum yang disebutkan di sini termasuk semua yang telah dituliskan Musa dan nabi-nabi. Dia datang bukan untuk mengesampingkan sebagian dari hukum itu. Dia menggenapi upacara simbol dan bayangan dalam buku Musa sebagai penggenapan simbol mereka yang besar. Hukum kesepuluh perintah itu digenapi melalui penurutan yang sempurna. Dan la genapi apa yang telah dituliskan para nabi tentang Dia ketika Dia datang sebagai Mesias, Juruselamat manusia.

2. Apa maksudnya menggenapi apabila dihubungkan dengan hukum Allah?
a.. Kalau itu berupa "janji" atau "hukuman akibat sesuatu" maka sesudah digenapi tidak perlu dilaksanakan lagi, janji itu boleh dibilang sudah 'impas'.

b. Tapi kalau itu berupa "hukum" (bukan hukuman) maka menggenapi berarti  melakukan, melaksanakan atau bertindak sesuai dengan itu. Paulus mengatakan "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu. Demikianlah kamu memenuhi (fulfil ) hukum Kristus" Galatia 6:2.
Matius 3: 15 mengatakan Tindakan Kristus dibaptiskan adalah menggenapi (fulfil) kehendak Allah, juga dalam Yak 2: 8 "Jikalau kamu menjalankan (fulfil) hukum yang utama ..."
"To Fulfil" dalam Alkitab bhs Inggris, bisa diterjemahkan menggenapi, memenuhi, menjalankan/melaksanakan. Baik dalam Gal 6:2 maupun Yak 2:8, tidaklah dimaksudkan apabila sudah dilaksanakan lantas tidak berlaku lagi.
Catatan: Kesepuluh Hukum moral Allah adalah kekal; sedangkan hukum upacara hanyalah sementara. Baca Efesus 2:15. Semua hukum lambang sudah berakhir.

3. Daripada menghapuskan hukum itu apa Alkitab nubuatkan hendak Yesus lakukan kepada hukum itu?
“Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. Yesaya 42:3.
"Tuhan telah berkenan demi penyelamatanNya untuk memberi pengajaranNya yang besar dan mulia." Yesaya 42:21. Yesus Kristus meninggikan dan membesarkan hukum Taurat dalam kotbahNya di bukit.

4. Bagaimana Kristus membesarkan hukum?
"Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala...................................... Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya." Matius 5:21, 22, 27, 28.

Kutipan dari "Pengenalan Alkitab" oleh Dr. R.C. Sproul hal 99-101:

Pokok persoalan pengajaran Yesus ialah bahwa hukum memiliki penerapan yang lebih luas daripada hurufnya. Jika kau membunuh seseorang, kau melanggar huruf hukum, jika kau membenci seseorang kau melanggar roh hukum. Sehubungan dengan perzinahan, Tuhan Yesus berkata bahwa apabila nafsu timbul, orang itu telah melakukan perzinahan "dalam hatinya". Persoalannya ialah, meskipun huruf hukum telah ditaati, roh hukum telah dilanggar; dosa itu lebih dari tindakan luar.Allah memperhatikan hati juga, bukan hanya memperhatikan perbuatan. Orang-orang Farisi berbangga-bangga dengan kebenaran mereka dengan menipu diri waktu berpendapat bahwa mereka telah mematuhi seluruh hukum karena mereka telah mematuhi huruf hukum.
Tuhan Yesus menjangkau melampaui huruf kepada keprihatinan roh hukum. Ia tidak mendudukkan roh hukum sebagai lawan huruf atau mengganti roh hukum untuk huruf hukum, tetapi Ia menambahkan pada huruf itu roh. Inilah kuncinya : "Maka Aku berkata kepadamu : Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga (Matius 5:20). Orang-orang Farisi memperhatikan hurufnya, Orang-orang Kristen harus memperhatikan keduanya, baik hurufnya maupun rohnya.


5. Menurut Yesus sampai kapankah hukum Taurat berlaku ?
"Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi." Matius 5:17, 18.
"Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat. Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Matius 24:20-21
"Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal." Lukas 16 : 17 
Catatan : Yesus menyatakan bahwa hukum Taurat berlaku sampai akhir jaman


6. Meskipun keselamatan adalah anugrah dan bukan karena penurutan terhadap hukum, namun menurut Yesus bagaimana pentingnya menurut hukum sebagai hasil dari pertobatan sejati yang membawa pada keselamatan?
Matius 5:19-20 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.  Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Matius 7: 21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.


7. Ketika Yesus mengecam para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, apakah Yesus mengecam hukum Taurat itu sendiri atau pelaksanaannya yang menyimpang?

~ Yesus mengecam pelaksanaan adat istiadat yang bertentangan dengan Firman Allah.
Markus 7: 7-8  "Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang kepada perintah manusia."
Para ahli Taurat dan orang Farisi menambahkan adat istiadat pada hukum Tuhan. Salah satu contoh adalah adanya aturan-aturan khusus untuk mencuci tangan dan mencuci perabot-perabot (Markus 7:3-4). Masih banyak hal-hal seperti ini mereka buat (ayat 13 b) dan mereka mempersalahkan orang yang tidak melakukannya. Yesus menyatakan bahwa makan dengan tidak mengikuti aturan-aturan tersebut tidak membuat makanan menjadi najis (ayat 14).
Contoh kedua adalah mereka mengesampingkan hukum Taurat mengenai penghormatan terhadap orang tua demi melaksanakan adat istiadat (Matius 15:3-6)

~ Yesus mengecam pelaksanaan hukum yang hanya memperhatikan segi lahiriahnya.
Para ahli Taurat dan orang Farisi melaksanakan hukum agar mendapat penghormatan, mereka dengan teliti memelihara "huruf hukum" tetapi mengabaikan "roh"nya. Karena menganggap hukum sebagai alat keselamatan maka banyak perintah ditambahkan sehingga menjadi beban.
"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.  Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;  mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;  mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi." Matius 23:2-7

~ Yesus mengecam "berat sebelah"nya pelaksanaan hukum Taurat
Matius 23: 23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.


8. Apakah Yesus mengganti hukum Taurat dengan hukum kasih?
"Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal."  Lukas: 16:17. " ... kasih adalah kegenapan hukum Taurat" Roma 13:10. Dasar dari hukum Taurat adalah kasih, hukum kasih dalam Matius 22 : 37-39 adalah intisari dari hukum Allah : "Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" Matius 22:40.
Hukum yang pertama : Mengasihi Allah (Matius 22:37) diambil Kristus dari Ulangan 6:5
Hukum yang kedua    : Mengasihi sesama (Matius 22:39) diambil Kristus dari Imamat 19:18
Penjabaran dari kasih terdapat dalam hukum-hukum Allah.  "Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintahNya. I Yohanes 5:3 

Berikut adalah kutipan dari :
 
"ALKITAB : Buku Untuk Masa Kini oleh John Stott, hal 72 - 73 :

"Khususnya zaman ini penting sekali menekankan hukum-hukum moral-Nya, karena sedikitnya ada dua kelompok yang menolak hal ini. Pertama, mereka yang menganjurkan "Moralitas Baru" atau "Etika Situasi" yang mulai dikembangkan di tahun 1960. Menurut mereka, satu-satunya hukum mutlak Allah ialah kasih, dan semua hukum lainnya telah dihapuskan dan kasih sendiri cukup untuk dijadikan patokan bagi kelakuan Kristen. ... Namun demikian kasih membutuhkan garis pedoman, dan pedoman inilah yang disediakan Allah dalam perintah-perintahNya. Kasih tidak meniadakan hukum tetapi menggenapinya (Roma 13 : 8-10).

Kedua, golongan Injili yang menafsirkan penegasan Paulus bahwa "Kristus adalah kegenapan Taurat" (Rm 10:4) dan bahwa "kamu tidak berada di bawah hukum Taurat" berarti orang Kristen tidak wajib lagi mentaati hukum-hukum moral Allah. Melakukan itu, menurut mereka adalah suatu "legalisme" yang bertentangan dengan kemerdekaan yang telah Kristus berikan untuk kita. Tetapi mereka menyalahkan artikan Paulus. Legalisme yang Paulus tolak bukan ketaatan pada hukum moral Allah itu sendiri, tetapi usaha mendapatkan kebaikan dan pengampunan dari Allah dengan ketaatan demikian. Ini mustahil, tulisnya, sebab "tidak seorang pun dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat" (Rm 3:20).

Sekali kita dibenarkan hanya oleh kasih karunia Allah semata, kita dinyatakan benar di hadapan-Nya oleh kasih karunia-Nya yang cuma-cuma melalui Kristus, segera pula kita dimasukkan ke bawah kewajiban menjalankan hukum-Nya yang memang ingin kita taati. Sesungguhnya Kristus mati bagi kita supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita (Rm 8:3-4). Allah menempatkan Roh-Nya di dalam hati kita untuk menuliskan hukum-Nya di sana (Yer 31:33, Yeh 36:27, Gal 5 :22-23). Kebebasan Kristen kita adalah kebebasan untuk taat, bukan kebebasan untuk tidak taat. Sebagaimana yang diutarakan Yesus berulang kali, jika kita mengasihi Dia kita akan memelihara perintah-perintah-Nya (Yoh 14:15,21-24; 15:14). 


Kesimpulan :
Kematian Kristus memuliakan dan membesarkan hukum, meninggikan otoritasnya yang bersifat universal. Jika Sepuluh Firman (Dekalog) dapat diubah, maka Kristus tidak perlu mati. Akan tetapi karena hukum ini mutlak dan tidak dapat diubah, kematian menjadi syarat pembayarannya. Dengan matinya Kristus, persyaratan ini dipenuhi, memungkinkan kehidupan kekal dapat diperoleh semua orang yang menerima pengorbanan-Nya yang amat mulia itu.                                                  27 Doktrin Dasar Alkitabiah, hal 285.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar