Kabinet pemerintahan RI yang pertama menunjuk Supriyadi sebagai pemimpin Tentara Keamanan Rakyat, namun tidak pernah muncul. Ada beberapa spekulasi yang berkembang mengenai hal ini. Setelah meletusnya pemberontakan tentara PETA terhadap Jepang di Blitar pada tanggal 14 February 1945, Supriyadi dinyatakan hilang. Sebagai pimpinan utama pemberontakan tersebut Supriyadi tidak diketahui di mana ia berada. Ada dugaan ia ditangkap dan kemudian disiksa sampai mati. Sementara itu pendapat lain menyebutkan bahwa Supriyadi ikut gugur dalam pemberontakan tersebut. Namun demikian, mayatnya tidak ditemukan dan masih menimbulkan pertanyaan tentang keberadaannya. Kemungkinan hal ini dirahasiakan oleh Jepang agar tidak menimbulkan pemberontakan yang lebih besar lagi. Karena keberadaannya tidak diketahui, kedudukannya sebagai pemimpin TKR digantikan Sudirman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar