Minggu, 27 Juli 2014

that always happens in the morning

Masih dlm peluk hangat mentari
Dlm dekapan sang Ilahi
Msh dlm nikmatx tetesan embun yg basahi tanah bumi
Masih terpatri aku
Akan waktu yg telah berlalu
Akan kisah malam dahulu
Ijinkan aku keluar
Sejarah ingin ku ukir
Bersama dg semangat yg masih gentar
Sebelum apa yg ku punya terhapus air
Berkasutkan semangat
Bermodalkan niat
Berharapkan sinar menyengat
Dan tak lupa Dia yg di sana
Diatas singasana
Yg selalu membimbing kita
Allah Bapa
Berkati saya. . .

expression of previously

Aku mengenal cinta ketika aku kenal dia
mata indah tanda kasih ada
tak kurung daya ku ungkap rasa
di bawah sinar purnama aku berkata
tapi apa daya akn jawab yg dia pux
beban merasa tapi aku harus bisa...

Tobat


Bisakah aku diijinkan bercerita?
Dalam susah tawa aku mencoba bersuara. . .
Dalam kelam aku bersua bahaya
Seakan mencoba menggoda rasa. Iman kecil berkata namun apa daya. . Semua telah terjadi dan tak akan pernah ada.
Dlm petualangan tak temukan rasa indah. Hanya nikmat dlm kepulan asap tanda maut tlh tiba.
Semakin lama bergulat aku mulai membuka mata. Merenung segala rasa yg ada dlm kisah lama. Terus berusaha dan mencoba lupa.
Ku mencoba untuk melatih diri agar jiwa peluk surga. Rasakan nuansa indah penuh canda dan tawa. Tak ingin lagi mencoba bernostalgia dg mereka.
Hanya bersandar pada yg kuasa agar jiwa tetap ada. Dan berusaha melawan segala bahaya yg ada.

Jalan

Masih menjadi tanya dalam angan
Dalam keraguan menuju kepastian
Tak ada tiang yg mampu menguatkan
Hanya ada sapuan dr sang angin. . .
Tak kenal optimis
Hanya berkenalan dg pesimis
Tatapan pembenci yg sinis
Hanya mampu menjadi cerita yg miris
Seiring jalan berlalu
Bersama dg sapuan sang abu
Msh berjibaku dg waktu